Pernahkah kalian mendengar tokoh yang bernama Louis Braille??? Louis Brille adalah seorang penemu huruf Baraille. Sebelumnya ia adalah seorang ilmuan Perancis. Ayahnya memiliki sebuah took kulit. Saat ia berusia 3 tahun, ia bermain benda-benda tajam di took ayahnya yang menyebabkan benda tajam tersebut mengenai sebelah matanya hingga ia menjadi penyandang tunanetra. Walau kondisinya seperti itu, namun ia memiliki semangat besar untuk belajar. Melihat hal tersebut, Pastor di desanya menganjurkan agar ia masuk di sekolah tunanetra di Paris. Saat itu, Louis berumur 10 tahun. Disekolah itu, mula-mula ia belajar mengenal abjad dengan huruf timbul. Tentu saja huruf tersebut besar-besar, karena bila kecil sulit dikenali oleh jari. Ia merasa senang bias membaca walau dengan kondisi sebagai tunanetra. Namun, ia berfikir suatu cara agar tunanetra dapat membaca dengan cepat. Suatu hari seorang perwira berkunjung ke sekolah Louis, dan perwira itu memperkenalkan penemuannya berupa titik-titik yang dapat dibaca dalam gelap. Louis tertarik dengan penemuan iitu. Dan kemudian ia menyempurnakan penemuan tersebut. Hingga ia mampu menyusun abjad berupa titik-titik. Sebagai contoh: satu titik di lubang pertama artinya A. Dua titik di lubang pertama berarti B. dan seterusnya hingga sebuah huruf paling banyak mempunyai enam titik. Tulisan tersebut melekat pada sebuah besi berbentuk segi empat disebuah kertas. Lalau, dengan pensil khusus, mereka membuat titik-titik. Setelah selesai, kalau ingin membacanya, kertas tersebut dibalik, dan uruf-huruf yang timbul di raba. Nah, huruf-huruf yang timbul tersebut dinamakan huruf Braille.
Kamis, 11 Desember 2008
Home
Kamis, 11 Desember 2008
Louis Braille
Pernahkah kalian mendengar tokoh yang bernama Louis Braille??? Louis Brille adalah seorang penemu huruf Baraille. Sebelumnya ia adalah seorang ilmuan Perancis. Ayahnya memiliki sebuah took kulit. Saat ia berusia 3 tahun, ia bermain benda-benda tajam di took ayahnya yang menyebabkan benda tajam tersebut mengenai sebelah matanya hingga ia menjadi penyandang tunanetra. Walau kondisinya seperti itu, namun ia memiliki semangat besar untuk belajar. Melihat hal tersebut, Pastor di desanya menganjurkan agar ia masuk di sekolah tunanetra di Paris. Saat itu, Louis berumur 10 tahun. Disekolah itu, mula-mula ia belajar mengenal abjad dengan huruf timbul. Tentu saja huruf tersebut besar-besar, karena bila kecil sulit dikenali oleh jari. Ia merasa senang bias membaca walau dengan kondisi sebagai tunanetra. Namun, ia berfikir suatu cara agar tunanetra dapat membaca dengan cepat. Suatu hari seorang perwira berkunjung ke sekolah Louis, dan perwira itu memperkenalkan penemuannya berupa titik-titik yang dapat dibaca dalam gelap. Louis tertarik dengan penemuan iitu. Dan kemudian ia menyempurnakan penemuan tersebut. Hingga ia mampu menyusun abjad berupa titik-titik. Sebagai contoh: satu titik di lubang pertama artinya A. Dua titik di lubang pertama berarti B. dan seterusnya hingga sebuah huruf paling banyak mempunyai enam titik. Tulisan tersebut melekat pada sebuah besi berbentuk segi empat disebuah kertas. Lalau, dengan pensil khusus, mereka membuat titik-titik. Setelah selesai, kalau ingin membacanya, kertas tersebut dibalik, dan uruf-huruf yang timbul di raba. Nah, huruf-huruf yang timbul tersebut dinamakan huruf Braille.
Blog Design by Gisele Jaquenod
0 komentar:
Posting Komentar