Kamis, 11 Desember 2008

Energi dari Sampah

Energi dari Sampah

Sampah. Bagi kita semua, sampah mungkin sangat menggaggu, bau dan tidak ada gunanya. Semakin hri, sampah semakin bertambah jumlahnya. Sebagai contoh, di Denpasar saat ini telah mampu menghasilkan sampah hingga 2,500 m3 per hari. Sampai saat ini, sampah masih ditangani dengan cara konvensional, yakni sampah yang dikumpulkan kemudian diangkut dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Banyak sekali dampak yang kita rasakan akibat sampah. Seperti:
-) Pencemaran lingkungan air
1. Sampah menghalangi cahaya masuk ke laut dan juga O2, sehingga banyak hewan laut mati karenanya.

2. Sampah bekas kotoran dapur yang mengandung minyak dan bercampur macam-macam cairan yang berkumpul dan membuat hewan-hewan mati.
-) Pencemaran tanah
1. membuat akar dalam tanah kesulitan mengikat Nitrogen di udara.
2. Membuat tanah kehilangan unsure hara.
-) Pencemaran udara
1. Bau ayang menyengat yang tentunya mengganggu aktivitas.
2. Pencemaran emisi gas buang atau gas methan yang mudah terbakar dan juga sebagai penyumbang terjadinya global warming.

Untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, sampah dapat diubah menjadi energi listrik. Hal ini berkemungkinana besar mengingat di Bali khususnya sering terjadi pemadaman bergilir. Nah dengan begini sampah bias di pertimbangkan untuk membuat energi listrik . Atas pertimbangan itu, maka wilayah Denpasar, Badung, Gianyaaar, Tabanan, membantuk system pengolahan sampah secara regional terpusat dengan teknologpengolahan trpadu atau sering disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu). IPST adalah aplikasi teknologi pengolahan sampah dengan teknologi GALFAD (Gasification, Landfill, Anaerobic Digestion) dapat mengubah sampah baru dan lama mulai dari pemilihan sampah, hingga unit Landfill. Proses kerjanya:

1. Gasifikasi
Proses dekomposisi termal dari bahan organic dengan mengurangi keberadaan O2 . Proses ini mengubah sampah organic menjadi gas karbon monoksida dan Hidrogen yang kemudian dapat menggerakkan gas engine sebagai pembangkit tenaga listrik.
2. Landfill gas
dalam tumpukan sampah lama dipasanglah pipa untuk menangkap gas methan yang sangat beracun dan disedot kesebuah fasilitas treatment gas (sampah lama dirurup dengan tanah liat). Waktu yang diperlukan untuk pengambilan gas sekitar 10 tahun.
3. Proses anaerobic digestion
proses ini malibatkan bakteri yang tipenya sama dengan yang dihasilkan oleh landfill gas dan sawage gas. Membutuhkan waktu hingga 2 minggu, yang nantionya akan menghasilkan pupuk berkualitas tinggi (proses compoting secara aerobical).
Hasil dari ketiga proses diatas berupa biogas yang dimasukkan ke dalam fasilitas gas treatment sebelum menjadi gas bahan penggerak pembangkit listrik. Jumlah listrik yang dihasilkan setiap 400 ton sampah perhari dapat menghasilkan 10 MW secara kontinyu. Proses Galfad ini, dapat mengurangi sampah sampai 80%. Kompos yang dihasilkan 10%-15%dari jumlah bahan baku.
Untuk wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, sampah yang dihasilkan sekitar 3,000 m3 atau setara 1,000 ton perhari, sehingga menghasilkan energi listrik sekitar 25-30 MW. Suatu jumlah yang cukup untuk menutupi kekurangan energi listrik di Bali. Dengan demikian, teknologi ini dapat memberikan keuntungan :
1. Masalah sampah dapat tertangani dengan baik.
2. Dapat menghasilkan energi listrik.
3. Dapat menghasilkan kompos.

0 komentar:

Home

Kamis, 11 Desember 2008

Energi dari Sampah

Energi dari Sampah

Sampah. Bagi kita semua, sampah mungkin sangat menggaggu, bau dan tidak ada gunanya. Semakin hri, sampah semakin bertambah jumlahnya. Sebagai contoh, di Denpasar saat ini telah mampu menghasilkan sampah hingga 2,500 m3 per hari. Sampai saat ini, sampah masih ditangani dengan cara konvensional, yakni sampah yang dikumpulkan kemudian diangkut dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Banyak sekali dampak yang kita rasakan akibat sampah. Seperti:
-) Pencemaran lingkungan air
1. Sampah menghalangi cahaya masuk ke laut dan juga O2, sehingga banyak hewan laut mati karenanya.

2. Sampah bekas kotoran dapur yang mengandung minyak dan bercampur macam-macam cairan yang berkumpul dan membuat hewan-hewan mati.
-) Pencemaran tanah
1. membuat akar dalam tanah kesulitan mengikat Nitrogen di udara.
2. Membuat tanah kehilangan unsure hara.
-) Pencemaran udara
1. Bau ayang menyengat yang tentunya mengganggu aktivitas.
2. Pencemaran emisi gas buang atau gas methan yang mudah terbakar dan juga sebagai penyumbang terjadinya global warming.

Untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, sampah dapat diubah menjadi energi listrik. Hal ini berkemungkinana besar mengingat di Bali khususnya sering terjadi pemadaman bergilir. Nah dengan begini sampah bias di pertimbangkan untuk membuat energi listrik . Atas pertimbangan itu, maka wilayah Denpasar, Badung, Gianyaaar, Tabanan, membantuk system pengolahan sampah secara regional terpusat dengan teknologpengolahan trpadu atau sering disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu). IPST adalah aplikasi teknologi pengolahan sampah dengan teknologi GALFAD (Gasification, Landfill, Anaerobic Digestion) dapat mengubah sampah baru dan lama mulai dari pemilihan sampah, hingga unit Landfill. Proses kerjanya:

1. Gasifikasi
Proses dekomposisi termal dari bahan organic dengan mengurangi keberadaan O2 . Proses ini mengubah sampah organic menjadi gas karbon monoksida dan Hidrogen yang kemudian dapat menggerakkan gas engine sebagai pembangkit tenaga listrik.
2. Landfill gas
dalam tumpukan sampah lama dipasanglah pipa untuk menangkap gas methan yang sangat beracun dan disedot kesebuah fasilitas treatment gas (sampah lama dirurup dengan tanah liat). Waktu yang diperlukan untuk pengambilan gas sekitar 10 tahun.
3. Proses anaerobic digestion
proses ini malibatkan bakteri yang tipenya sama dengan yang dihasilkan oleh landfill gas dan sawage gas. Membutuhkan waktu hingga 2 minggu, yang nantionya akan menghasilkan pupuk berkualitas tinggi (proses compoting secara aerobical).
Hasil dari ketiga proses diatas berupa biogas yang dimasukkan ke dalam fasilitas gas treatment sebelum menjadi gas bahan penggerak pembangkit listrik. Jumlah listrik yang dihasilkan setiap 400 ton sampah perhari dapat menghasilkan 10 MW secara kontinyu. Proses Galfad ini, dapat mengurangi sampah sampai 80%. Kompos yang dihasilkan 10%-15%dari jumlah bahan baku.
Untuk wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, sampah yang dihasilkan sekitar 3,000 m3 atau setara 1,000 ton perhari, sehingga menghasilkan energi listrik sekitar 25-30 MW. Suatu jumlah yang cukup untuk menutupi kekurangan energi listrik di Bali. Dengan demikian, teknologi ini dapat memberikan keuntungan :
1. Masalah sampah dapat tertangani dengan baik.
2. Dapat menghasilkan energi listrik.
3. Dapat menghasilkan kompos.

Tidak ada komentar: