Kebanyakan dari kita hanya berfikir bahwa sosok guru adalah
hanya sekedar sebagai pengajar. Sosok pengajar yang dimaksud di sini adalah
guru sebagai penjelas berbagai materi yang seharusnya disampaikan, ulangan,
ujian akhir semester, dan terus berulang siklus tersebut. Apakah menurut anda
sosok guru hanya sebagai pengajar? Bukankah guru pahlawan tanpa tanda jasa? Hal
apa yang membuat ia disebut sebagai sosok pahlawan tanpa tanda jasa?
Guru yang sesungguhnya adalah guru yang tidak hanya sebagai
pendidik saja. 2 tugas utama guru adalah tidak hanya mengajar, tapi juga
mendidik. Mendidik yang dimaksud di sini adalah sebagai sosok yang mampu
membuat karakter kita menjadi karakter pemuda serta pemudi yang baik. Maka dari
itu, di setiap sekolah terdapat Guru BK (Bimbingan Konseling) yang bertugas
untuk mengurus siswa dalam administrasinya, dan juga di bagian konseling. Apabila
terdapat berbagai masalah, siswa bisa bercerita dengan guru yang bersangkutan
(dalam hal ini diutamakan adalah Guru Bimbingan Konseling). Karena terkadang
kita sebagai siswa merasa malu untuk mencurahkan masalah kita terhadap teman di
usia sepermainan. Dalam hal ini, Guru Bimbingan Konseling berperan untuk
membuat siswanya terbuka dan apabila ada masalah dapat dikomunikasikan.
Guru
Bimbingan Konseling juga merupakan salah satu media kita sebagai siswa untuk mendapatkan
saran-saran mengenai perguruan tinggi yang harus ia cari kelak. Kita (terutama
siswa kelas XII SMA) memiliki beban yang berat serta tanggung jawab yang besar
dalam memilih jenjang universitas. Kita tidak tahu harus memilih jurusan apa,
harus mencari kuliah di mana. Tetapi, melalui konsultasi bersama Guru Bimbingan
Konseling, masalah tersebut dapat teratasi.
Sebagai contoh, saya pribadi. Saya
sangat menyukai Kimia, tetapi saya bingung harus mencari jurusan apa dan di
universitas mana. Setiap istirahat pertama pada waktu saya duduk di bangku
kelas XII, saya menyempatkan diri bersama teman saya untuk datang ke ruang
Bimbingan Konseling (BK) sekolah saya. Pada saat saya sudah sampai di sana,
saya mencari salah satu guru favorit saya, Bu Cahyani. Saya memohon saran
darinya, dimanakah jurusan yang tepat untuk saya. Saya bingung, tentunya dalam
pikiran saya, saya ingin universitas negeri. Akhirnya Bu Cahyani memberi saya
brosur mengenai institute serta universitas yang sekiranya cocok untuk saya,
baik lokasi maupun kualitas pendidikan. Tidak hanya dengan Bu Cahyani selaku
Guru BK, saya juga berkonsultasi dengan Bu Srini, Guru Biologi sekolah saya.
Dia menghimbau saya untuk lebih mencari ke teknik. Sebab bagi dia, ilmu teknik
merupakan ilmu terapan dan sangat dibutuhkan di Indonesia. Kebetulan saya juga
les di salah satu bimbingan belajar di Denpasar saat itu. Saya meminta
konseling kepada pegawai di sana mengenai jurusan serta institut atau
universitas yang cocok dengan saya. Saya juga membaca berbagai jenis jurusan
yang tersedia di berbagai universitas di Indonesia beserta prospek kerjanya.
Melalui guru saya dan tentor saya di bimbingan belajar, saya menjadi tahu bahwa
passion saya adalah ilmu teknik.
Selain dengan guru, tentor, dan membaca-baca buku tentang jurusan di Perguruan
Tinggi, saya juga berkonsultasi dengan Paman saya yang merupakan alumnus dari
salah satu institut terbaik di Indonesia dan ia menyarankan saya untuk mencari
teknik kimia serta jurusan teknik material dan metalurgi.
Dan Puji Tuhan,
akhirnya saya bisa menjadi salah satu keluarga besar ITS (Insitut Teknologi
Sepuluh Nopember), Surabaya, di jurusan
Teknik Material dan Metalurgi. Saya sangat bersyukur, berawal dari saya sekedar
berbincang dengan guru BK saya, saya memohon saran pada paman, orang tua serta
teman-teman dekat saya, saya merasa sangat cocok dengan jurusan saya ini. Itu
merupakan salah satu bukti fungsi guru sebagai pendidik. Sebagai pendidik
kedisiplinan, juga sebagai pendidik dalam berkonsultasi dengan siswa.
0 komentar:
Posting Komentar