Rabu, 20 Februari 2013

Aktinium (Actinium)




Atomic Number                                              : 89
Atomic Mass                                                   : 227 g.mol-1
Electronegativity according to Pauling               : 1.1
Density                                                            : 10.07 g.cm3 at 20oC
Melting point                                                  : 1050 oC
Boiling point                                                   : 3250 oC
Vanderwaals radius                                        : unknown
Ionic radius                                                     : unknown
Isotopes                                                         : 4
Electronic shell                                                : [Rn] 6d1 7s5
Energy of first ionization                                  : 664.6 kJ.mol-1
Energy of second ionization                             : 1165.5 kJ.mol-1
Discovered by                                                : Andre Debierne in 1899


 Actinium adalah elemen logam radioaktif berwarna perak. Aktinium memiliki sifat yaitu bersinar di kegelapan dikarenakan intensitas radioaktif yang dimiliki

nya yang berwarna biru terang. Actinium ditemukan pada tahun 1899 oleh seorang Kimiawan asal Perancis bernama André-Louis Debierne yang memisahkan senyawa tersebut dari bijih-bijih uranium. Friedrich Otto Giesel menemukan aktinium pada 1902. Sifat kimia dari aktinium sama dengan sifat dari bijih yang langka yaitu lanthanum. 

Kata aktinium berasal dari bahasa Yunani aktis, aktinos yang berarti sinar.



Aplikasi

Dewasa ini, aktinium telah menjadi radioaktif yang merupakan sumber dari neutron. Hal ini tidak memungkinkan aktinium digunakan sebagai aplikasi pada industry. Aktinium-225 digunakan dalam ilmu kedokteran untuk memproduksi Bi-213 pada generator sekunder (generator yang dapat digunakan kembali) atau dapat pula digunakan sebagai agen radio-immunotherapy.

Aktinium di lingkungan
Aktinium hanya dtemukan pada bijih uranium sebagai 227-Ac, terpancar α dan β dengan setengah usia dari 21.773 tahun. 1 ton bijih uranium mengandung sekitar 10 gram aktinium. Aktiniu ditemukan pada jejak bijih uranium, tetapi lebih banyak dibuat dari beberapa milligram penyinaran neutron dari 226-Ra pada reactor nuklir. Logam aktinium telah disiapkan dengan reduksi dari aktinium florida dengan uap litium sekitar 1100 hingga 1300 oC.

Secara alami, terbentuknya aktinium adalah tersusun dari sebuah isotope radioaktif; dengan 227-Ac dengan kadar berlimpah (kelimpahan 100% alami). Radioisotope 27 telah dikarakteristikkan dengan yang paling stabil 227-Ac dengan separuh hidup 21.773 tahun, 225-Ac dengan separuh hidup 10 hari, dan 226-Ac dengan separuh hidup 29,37 jam. Semua isotope radioaktif memiliki paruh hidup kurang dari 10 jam dan mayoritas dari paruh waktu tersebut adalah kurang dari satu menit. Elemen ini juga memiliki 2 meta states.

Aktinium 227 murni terbentuk menjadi seimbang dengan rusaknya produk tersebut pada akhirnya pada 185 hari, dan kemudian rusaknya berdasarkan dari 21.773 tahun paruh waktunya. 

Source: http://www.lenntech.com/

0 komentar:

Home

Rabu, 20 Februari 2013

Aktinium (Actinium)




Atomic Number                                              : 89
Atomic Mass                                                   : 227 g.mol-1
Electronegativity according to Pauling               : 1.1
Density                                                            : 10.07 g.cm3 at 20oC
Melting point                                                  : 1050 oC
Boiling point                                                   : 3250 oC
Vanderwaals radius                                        : unknown
Ionic radius                                                     : unknown
Isotopes                                                         : 4
Electronic shell                                                : [Rn] 6d1 7s5
Energy of first ionization                                  : 664.6 kJ.mol-1
Energy of second ionization                             : 1165.5 kJ.mol-1
Discovered by                                                : Andre Debierne in 1899


 Actinium adalah elemen logam radioaktif berwarna perak. Aktinium memiliki sifat yaitu bersinar di kegelapan dikarenakan intensitas radioaktif yang dimiliki

nya yang berwarna biru terang. Actinium ditemukan pada tahun 1899 oleh seorang Kimiawan asal Perancis bernama André-Louis Debierne yang memisahkan senyawa tersebut dari bijih-bijih uranium. Friedrich Otto Giesel menemukan aktinium pada 1902. Sifat kimia dari aktinium sama dengan sifat dari bijih yang langka yaitu lanthanum. 

Kata aktinium berasal dari bahasa Yunani aktis, aktinos yang berarti sinar.



Aplikasi

Dewasa ini, aktinium telah menjadi radioaktif yang merupakan sumber dari neutron. Hal ini tidak memungkinkan aktinium digunakan sebagai aplikasi pada industry. Aktinium-225 digunakan dalam ilmu kedokteran untuk memproduksi Bi-213 pada generator sekunder (generator yang dapat digunakan kembali) atau dapat pula digunakan sebagai agen radio-immunotherapy.

Aktinium di lingkungan
Aktinium hanya dtemukan pada bijih uranium sebagai 227-Ac, terpancar α dan β dengan setengah usia dari 21.773 tahun. 1 ton bijih uranium mengandung sekitar 10 gram aktinium. Aktiniu ditemukan pada jejak bijih uranium, tetapi lebih banyak dibuat dari beberapa milligram penyinaran neutron dari 226-Ra pada reactor nuklir. Logam aktinium telah disiapkan dengan reduksi dari aktinium florida dengan uap litium sekitar 1100 hingga 1300 oC.

Secara alami, terbentuknya aktinium adalah tersusun dari sebuah isotope radioaktif; dengan 227-Ac dengan kadar berlimpah (kelimpahan 100% alami). Radioisotope 27 telah dikarakteristikkan dengan yang paling stabil 227-Ac dengan separuh hidup 21.773 tahun, 225-Ac dengan separuh hidup 10 hari, dan 226-Ac dengan separuh hidup 29,37 jam. Semua isotope radioaktif memiliki paruh hidup kurang dari 10 jam dan mayoritas dari paruh waktu tersebut adalah kurang dari satu menit. Elemen ini juga memiliki 2 meta states.

Aktinium 227 murni terbentuk menjadi seimbang dengan rusaknya produk tersebut pada akhirnya pada 185 hari, dan kemudian rusaknya berdasarkan dari 21.773 tahun paruh waktunya. 

Source: http://www.lenntech.com/

Tidak ada komentar: