Latar
Belakang
Pada abad
millenium ini, proses modernisasi telah mempengaruhi pola hidup manusia.
Tuntutan professionalisme harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan.
Kesibukan dalam mencari penghasilan seringkali membuat manusia mengabaikan
kebutuhan hidup yang seharusnya turut diperhatikan, seperti kesehatan dengan
alasan keterbatasan waktu. Akibatnya, banyak manusia yang dengan mudah
terjangkit penyakit akibat kurang memperhatikan pola istirahat serta rendahnya
kualitas kebersihan diri dan lingkungan. Aktivitas manusia yang tidak ramah
lingkungan seperti penggunaan kendaraan bermotor, asap pembuangan dari pabrik
yang menghasilkan gas berbahaya, polutan dari rumah tangga seperti asap
p
embakaran sampah, kompor, perapian juga turut memicu terjadinya pencemaran udara.
embakaran sampah, kompor, perapian juga turut memicu terjadinya pencemaran udara.
Lingkungan fisik tempat tinggal seseorang
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tertentu. Berbagai jenis
polusi dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Polusi udara yang berlangsung saat ini telah mencapai
level yang memprihatinkan. Bahkan,
negara Indonesia menjadi penyumbang polusi terbesar ke tiga di dunia (Alamendah, 2009). Macam-macam zat dapat mencemari udara seperti debu, semen,
asbes, zat-zat kimia, polusi dari kendaraan bermotor, peningkatan kepadatan
penduduk berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat. Semua faktor tersebut
dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi sistem pernafasan yang berdampak pada
kesehatan individu dan masyarakat. Salah satu faktor yang berpengaruh
menimbulkan gangguan sistem pernafasan adalah debu. Karakteristik debu dari
segi ukuran partikel yang sangat kecil dan ringan serta tidak berbau dapat
dengan mudah masuk ke dalam saluran pernafasan, sehingga menyebabkan timbulnya
reaksi mekanisme pertahanan nonspesifik seperti batuk, bersin, gangguan
transport mukosilier, dan fagositosis oleh makrofag. Partikel debu yang dapat dihirup berukuran 0,1 sampai 10
mikron. Debu yang berukuran antara 5-10 mikron bila terhisap akan tertahan dan
tertimbun pada saluran napas bagian atas; yang berukuran antara 3-5 mikron
tertahan dan tertimbun pada saluran napas tengah. Partikel debu dengan ukuran
1-3 mikron disebut debu respirabel merupakan yang paling berbahaya karena
tertahan dan tertimbun mulai dari bionkiolus terminalis sampai alveoli (Susipurwati.blogspot.com,
2010). Penyakit pada saluran pernafasan juga tak jarang menimbulkan
hipersensitivitas pada individu tergantung dari jenis, sifat debu dan lama
paparan.
Senada dengan keluhan gangguan pernafasan akibat gangguan debu, penyakit yang
ditimbulkan akibat serangan dari serangga juga turut merajalela. Penyakit yang
menular dengan vektor atau perantara nyamuk hingga kini masih menjadi beban
berat bagi negara iklim tropis termasuk Indonesia. Penyakit-penyakit yang
menular akibat gigitan nyamuk masih endemis di banyak daerah di Indonesia dan
merenggut ribuan jiwa tiap tahun (Detiknews,
2009). Tidak cukup hanya dengan melakukan upaya menguras bak air, menutup
tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. Tetapi, juga perlu
diperhitungkan cara lain yang membantu untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam
rumah. Cara tersebut adalah dengan memperhatikan bukaan atau ventilasi pada
rumah yang juga dapat menjadi celah
alternatif bagi nyamuk atau pun serangga lainnya untuk memasuki rumah. Maka perlu
dilakukan rancangan baru untuk menyiasati nyamuk agar tidak memasuki rumah dan
bersarang, yang kelak akan menjadi sarang tumbuh kembangnya bibit penyakit yang
siap menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Selain nyamuk, serangga lain
seperti lalat yang merupakan vektor bakteri penyebab terkontaminasinya makanan
juga dapat dicegah. Dengan demikian,
diharapkan rumah menjadi tempat idaman, nyaman dan aman bagi penghuninya.
Mewujudkan rumah yang indah, bersih, dan sehat tidak lengkap rasanya tanpa
memperhatikan sistem sirkulasi udara pada rumah. Seringkali kita merasa udara
di dalam rumah lebih bersih dari pada di luar rumah, tanpa kita sadari, udara
di dalam rumah bisa lebih kotor dengan udara di luar rumah. Seberapa
sering anda membesihkan bagian bawah tempat tidur atau sofa anda? Bagaimana
dengan sisa-sisa pembersih di kamar mandi? Apakah anda menjemur kasur anda
seminggu sekali? Jawaban anda atas pertanyaan – pertanyaan tersebut bisa
membuktikan bahwa udara di dalam rumah juga bisa terpolusi. Udara di
dalam rumah telah terpolusi dari bahan-bahan kimia, udara kotor terperangkap di
dalam rumah dan juga udara di dalam rumah kekurangan oksigen (www.belairku.com,2011).
Selain itu, beberapa tahun lalu banyak dibicarakan di koran tentang sindrom
para pekerja kantoran yang gampang terserang penyakit. Bagaimana tidak, ruang
kantor yang full ac, jendela rapat, menyebabkan udara kotor tidak memiliki
jalan ke luar. Padahal manusia memerlukan 13.5 kg udara bersih setiap hari
tanpa udara bersih, manusia tidak akan bertahan lebih dari 2 menit. (www.belairku.com,2011)
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah rumah adalah
bagaimana membuat penghuni di dalamnya merasa nyaman, betah bertempat tinggal,
dan beraktivitas. Indonesia dengan iklim tropis lembab memberikan cukup sinar
matahari dan angin sepanjang tahun. Namun, disisi lain menjadi sebuah dilema
karena kondisi rumah menjadi panas (Bambino, 2010). Untuk itulah saat merancang
rumah perlu dipikirkan sistem ventilasi yang bisa mendinginkan suhu di dalam
rumah, pencahayaan yang cukup, memiliki ruang gerak yang memadai, dapat
meminimalisir volume debu yang masuk ke dalam rumah, serta mencegah masuknya
serangga.
Oleh karena itu, khususnya untuk perumahan di pinggir jalan diperlukan
sebuah inovasi sehingga udara di dalam ruangan lebih sehat, sejuk dan terhindar
dari bulu binatang dan serangga (baik bagi pemilik alergi semacam ini). Inovasi
ini berupa ventilasi yang dapat menyaring debu, mencegah masuknya serangga
serta dapat membuat rumah terasa sejuk walau tanpa AC (Air Conditoner). Terkait
kenyataan itu peneliti tertarik meneliti pembuatan alat ventilasi udara di
rumah yang anti debu, anti serangga dan sejuk tanpa perlu AC (Air Conditoner).
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat dirumuskan rumusan masalahnya adalah ”Perlu
adanya ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangan dan sejuk untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan udara dalam rumah”. Terkait pernyataan
tersebut muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.2.1.
Bagaimanakan prototipe ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangga
dan sejuk yang ramah lingkungan?
1.2.2.
Seberapa efektif prototipe ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti
serangga dan sejuk yang ramah lingkungan?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1. Untuk
membuat prototipe ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangga dan
sejuk yang ramah lingkungan.
1.2.2. Untuk mengetahui efektifitas prototipe
ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangga dan sejuk ramah lingkungan.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini meliputi:
A. Manfaat untuk pemerintah
1.4.1.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pembangunan ramah lingkungan.
B.
Manfaat untuk Masyarakat
1.4.1.
Memberikan alternatif ventilasi yang dapat menyaring debu, menangkal serangga
dan menyejukkan ruangan yang sederhana dan murah.
1.4.2.
Memberikan masukan kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas udara dalam
rumah sehingga kesehatan dan kebersihan udara lebih terjamin.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah untuk
membuat prototipe ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangga dan
sejuk yang sederhana serta menguji efektifitas prototipe tersebut.
PEMBAHASAN
Prototipe RAD Rain (ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti serangga
dan sejuk yang ramah lingkungan) dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat.
Bahan-bahan itu terdiri dari: 1 (satu) buah Kerangka jendela ukuran 75x48x10, 2
(dua) buah kaca ukuran 60x35, 1 buah kertas mika, Selang air, 1 meter kain
kristik, Filter akuarium, 1 buah pompa air mini, Paku, Pipa ukuran 2”, 2 buah
dop ukuran 2”, 1 buah kaleng, 1 kotak klem dan lakban.
Bentuk prototipe RAD Rain (ventilasi rumah yang bersifat anti debu, anti
serangga dan sejuk yang ramah lingkungan) adalah sebuah ventilasi yang terbuat
dari kerangka jendela ventilasi dengan ukuran 75 x 48 x 10 cm. Dibagian tengah kerangka jendela ventilasi itu terpasang
kain kristik ukuran 60 x 35 cm. Dibagian bawah kain kristik terpasang pipa
ukuran 2”. Fungsi pipa ini sebagai penadah air yang akan disalurkan ke bak
penampungan. Dibagian luar kerangka jendela ventilasi terdapat kaleng. Kaleng
ini berfungsi sebagai bak penampungan air sekaligus tempat pompa. Dari bak penampungan ini terpasang pipa ukuran 1” yang
terhubung ke atas kain kristik. Fungsi pipa ini untuk mengalirkan air dari bak
penampungan ke kain kristik. Sementara itu di bagian luar atas dari kristik
(masih dalam kerangka jendela ventilasi) dan kusen bagian dalam bawah terpasang
kaca. Pada kaca bagian dalam bawah dilapisi kertas mika. Fungsi kertas mika ini
untuk menangkap debu yang lolos dari saringan kain kristik yang dialiri air
(lihat foto).
Prinsip kerja atau mekanisme kerja alat RAD Rain (ventilasi rumah yang bersifat
anti debu, anti serangga dan sejuk yang ramah lingkungan) adalah:
a. Anti Debu
Debu
dari luar ruangan yang tertiup masuk melewati jendela ventilasi dihambat
sebagian oleh kaca di bagian depan kain kristik. Tidak semua debu dapat
dihalangi oleh kaca tersebut. Sebagian yang lolos akan dihalangi oleh kain
kristik yang dialiri air secara terus-menerus. Debu yang melewati kain kristik
akan tertangkap oleh air dan dibawa aliran air ke bawah. Proses ini tergolong
sangat efektif menangkap debu. Kalaupun ada debu yang lolos, maka kaca yang
dilapisi kertas mika yang berisi lem menjadi penghalang sekaligus penangkap
debu terakhir
b. Anti Serangga
Keberadaan kain kristik di tengah kerangka
jendela ventilasi merupakan penghalang yang efektif bagi serangga. Dengan
adanya kain kristik ini maka serangga yang ukurannya lebih besar dari lubang
kain kristik otomatis tidak dapat melewati kain kristik. Dengan demikian
serangga tidak dapat memasuki ruangan yang diisi jendela ventilasi ini
Gambar: Sebagai Anti Serangga
c. Sejuk
Keberadaan air yang secara kontinyu mengalir
merambati kain kristik secara terus-menerus memberi efek segar dan sejuk pada
ruangan yang dipasangi jendela ventilasi ini. Sebab angin yang melewati jendela
vemntilasi ini secara tidak langsung menebarkan partikel-partikel air secara
halus. Ini menyebabkan ruangan menjadi lebih sejuk.
Aliran
air pada ventilasi alternatif ini
menggunakan prinsip kontinuitas “Masa di dalam suatu sistem adalah
konstan terhadap waktu.” Prinsip kontinuitas dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan berikut:
Keunggulan prototipe RAD Rain (ventilasi rumah anti debu, anti serangga dan
sejuk yang ramah lingkungan) ini adalah:
(1)
Mengurangi
volume debu yang masuk ke dalam rumah dengan pemasangan dua bilah kaca dengan
sekat antara keduanya (ventilasi bouvenlicth) pada sekat tersebut dipasang
kristik dan dialiri air dengan tenaga pompa akuarium mini sehingga debu yang
memiliki karakteristik ringan akan terbawa bersama aliran air.
(2)
Memudahkan
sirkulasi udara, dimana angin bertiup dari suhu yang rendah ke suhu tinggi.
Sehingga aliran air akan membuat suhu menjadi sejuk dan mudah masuk ke dalam
ruangan sebagai penyejuk udara sederhana.
(3)
Menghalangi
serangga, dengan penggunaan kristik serangga akan sulit masuk ke dalam ruangan
sehingga tidak ada serangga vektor perantara penyakit yang menyerang sistem
imunitas manusia.
Kelemahan prototipe RAD Rain (ventilasi rumah anti debu, anti serangga dan
sejuk yang ramah lingkungan) ini adalah:
(1)
Dari
segi estetika, ventilasi terlihat kurang menarik dan masih sederhana
(2)
Karena
dialiri air maka kemungkinan kristik menjadi berlumut sehingga harus dilakukan
pemeriksaan berkala untuk membersihkan ventilasi minimal satu minggu sekali.
Efektifitas prototipe RAD Rain (ventilasi rumah anti
debu, anti serangga dan sejuk yang ramah lingkungan)
Berdasarkan hasil pengujian sederhana yang
dilakukan dengan menggunakan kipas angin (yang berjarak 50 cm dari prototipe)
untuk mendorong 100 gram debu ke arah prototipe, maka hasilnya debu yang lolos
dan terperangkap pada kantong pengujian di belakang prototipe ini tergolong
sangat minim (lihat tabel 4.2.1.).
0 komentar:
Posting Komentar